PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Mukhtar dan Martinis Yamin dalam M. Sobry Sutikno (2007) menjelaskan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran yang berhasil (efektif), seorang guru harus melaksanakan beberapa peran, sebagai berikut :
1. Guru
sebagai model.
Anak dan remaja
berkembang ke arah idealisme dan kritis. Mereka membutuhkan guru sebagai model
yang dapat dicontoh dan dijadikan teladan. Karena itu guru harus memiliki
kelebihan baik pengetahuan, keterampilan maupun kepribadian. Kelebihan ini
tampak dalam disiplin pribadi yang tinggi dalam bidang – bidang intelektual,
emosional, kebiasaan – kebiasaan yang sehat, sikap yang demokratis, terbaik dan
sebagainya. Dalam menjalankan peran ini guru harus senantiasa keterlibatan
secara emosional dan intelektual dengan anak – anak. Guru harus senantiasa berusaha
memberikan bimbingan, menciptakan iklim kelas yang menyenangkan dan
menggairahkan anak untuk belajar, menyediakan kesempatan dimana anak terlibat
dalam perencanaan bersama dengan guru dan memungkinkan secara direktif.
2. Guru
sebagai perencana.
Guru berkewajiban
mengembangkan tujuan – tujuan pendidikan menjadi rencana – rencana yang
operasional. Tujuan – tujuan umum perlu diterjemahkan menjadi tujuan – tujuan
secara spesifik dan operasional. Dalam perencanaan ini, peserta didik perlu
dilibatkan, sehingga menjamin relevansinya dengan perkembangan, kebutuhan dan
tingkat pengalaman mereka. Peranan ini menuntut agar perencanaan senantiasa
direlevansikan dengan kondisi masyarakat, kebiasaan belajar peserta didik,
pengalaman dan pengetahuan peserta didik, metode belajar yang serasi, serta
materi yang sesuai dengan minatnya.
3. Guru
sebagai pendiagnosa kemajuan belajar peserta didik.
Peran ini erat
kaitannya dengan tugas mengevaluasi kemajuan belajar peserta didik. Penilaian
memiliki arti yang penting bagi peserta didik, orang tua, dan bagi guru
sendiri. Bagi peserta didik, agar mereka mengetahui seberapa jauh mereka telah
berhasil dalam studi. Bagi orang tua, agar mengetahui kemajuan belajar anaknya.
Bagi guru, penting untuk menilai dirinya sendiri dan keefektifan pembelajaran
yang telah diberikannya. Data yang terkumpul tentang diri peserta didik,
sebagian menunjukan beberapa kelemahan yang memerlukan perbaikan prosedur
bimbingan yang efektif. Dalam menjalankan peranan ini, seharusnya guru mampu
melaksanakan dan mempergunakan tes – tes yang telah dilakukan, melaksanakan tes
formatif, sumatif serta memperkirakan perkembangan peserta didiknya.
4. Guru
sebagai pemimpin.
Guru adalah
pemimpin dalam kelas, sekaligus sebagai anggota kelompok dari peserta didik.
Banyak tugas yang sifatnya manajerial yang harus dilakukan guru, seperti
memelihara ketertiban kelas, mengatur ruangan, bertindak sebagai pengurus rumah
tangga kelas, serta menyusun laporan bagi pihak yang memerlukan.
5. Guru
sebagai petunjuk jalan kepada sumber – sumber belajar.
Guru berkewajiban
menyediakan berbagai sumber yang memungkinkan siswa akan memperoleh pengalaman
dalam belajar. Sumber dan lingkungan belajar itu harus ditunjukan kepada siswa,
kendatipun siswa diharapkan dapat menemukan sumber belajar sendiri.
Sumber :
Dr. M. Sobary
Sutikno.(2014). “Metode dan Model – Model Pembelajaran”. Holistika.
Lombok.
Komentar
Posting Komentar